Menghindar Dari Konflik Ternyata Berdampak Buruk Loh


Konflik seringkali menguras emosi dan energi seseorang. Oleh karena itu, banyak orang memilih untuk menghindari konflik. Hal ini biasanya dilakukan karena mereka tidak ingin terlibat dalam masalah yang lebih dalam. Meskipun terlihat bagus, menghindari konflik memiliki efek sebaliknya. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan kehidupan si pelaku.

Dampak negatif penghindaran konflik terhadap kesehatan

Menghindari konflik bisa berdampak negatif bagi kesehatan pelaku. Kebiasaan ini tidak hanya menyebabkan penyakit, tetapi juga dapat menyebabkan berkembangnya masalah psikologis tertentu dan mengganggu hubungan Anda dengan orang lain.

Ketika Anda menghindari perselisihan, Anda dapat mengkompromikan perasaan Anda yang sebenarnya. Seiring waktu, ini bisa membuat frustrasi sebelum memengaruhi kesehatan Anda.

Hubungan Anda dengan orang lain juga akan terpengaruh dengan menghindari konflik. Menghindari konflik dengan sengaja memutus komunikasi dengan orang lain secara jujur. Beberapa orang mungkin berpikir ini akan membantu menyelesaikan perdebatan. Namun, konflik jangka panjang yang tidak terselesaikan dapat merusak hubungan Anda dengan orang tersebut.

Bagaimana Anda menghentikan kebiasaan menghindari konflik?

Mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan, maka kebiasaan menghindari konflik harus segera dihilangkan. Beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan untuk menghilangkan kebiasaan tersebut antara lain sebagai berikut:

Refleksi diri setelah konfrontasi dengan konflik

Refleksi diri dapat membantu Anda lebih siap menghadapi konflik di masa depan. Identifikasi masalah yang menyebabkannya dan kemudian pelajari cara mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Semakin banyak Anda melakukan refleksi diri, kebiasaan menghindari konflik akan memudar seiring berjalannya waktu.

Cobalah untuk mengungkapkan perasaan Anda

Belajar mengungkapkan perasaan Anda dapat membantu Anda menghentikan kebiasaan ini. Tidak apa-apa untuk berbagi frustrasi, kemarahan, dan kekecewaan Anda. Ekspresikan perasaan Anda dengan jujur ​​tetapi dengan hormat dan jangan menyerang.

Salahkan perilakunya, bukan orangnya

Dalam konflik, jangan salahkan orangnya, salahkan perilakunya. Bicarakan tentang bagaimana perilaku mereka memengaruhi pikiran dan perasaan Anda. Dengan begitu mereka akan lebih memahami apa yang harus dilakukan agar masalah serupa tidak terulang kembali.